Semalam, saya tiba-tiba rindu
dengan anak-anak flores. Lalu saya buka lagi foto-foto sewaktu saya disana. Ah,
rindu sekali. Rindu dengan desanya, dengan penghuni desanya, dengan makanan
khasnya, dengan keceriaan dan semangat anak-anaknya… kapan saya bisa bertemu
mereka lagi?
Lalu pagi ini, selepas
meninggalkan rumah untuk bekerja, saya mendengarkan salah satu radio nasional
sedang membicarakan tentang Bapak Budi Soehardi. Seorang pensiunan pilot yang
mendedikasikan waktunya untuk mengurus anak-anak asuh dalam naungan Yayasan
Kasih Roslin yang dibangunnya di tahun 2002. Ini tentu bukan kali pertama saya
mendengar kisah tentang Pak Budi dan kebaikan hatinya. Tapi percakapan di radio
yang saya dengarkan pagi ini ternyata sanggup membuat mata saya berkaca-kaca.
Hati saya bertanya untuk kesekian kalinya: kapan kamu bisa melakukan hal yang
sama? Ada kerinduan yang luar biasa dalam diri saya untuk kembali menjumpai
anak-anak di kawasan NTT atau NTB dan berbagi bersama dengan mereka. Lalu saya
hanya bisa menjawab: ‘Bersabarlah, del. Mungkin ini belum waktu yang tepat
bagimu, tetaplah berusaha, tetaplah berjuang dan tumbuhkan terus keinginanmu
itu. Percayalah Tuhan akan mendengarkannya dan kelak kamu akan melakukannya’.
Ya, sudah lama saya ingin bisa
berbagi dengan saudara-saudara di timur sana. Namun, melihat kondisi saya saat
ini, belum banyak yang bisa saya lakukan. Saya hanya bisa mencari tahu
yayasan-yayasan yang dibangun untuk membantu pengembangan masyarakat dan
pendidikan disana. Setiap kali saya menemukan kegiatan-kegiatan baru, saya
selalu merasa senang karena ternyata ada banyak orang yang perduli sekaligus sedih
karena saya belum bisa mewujudnyatakan keinginan saya. Satu-satunya yang saya
bisa lakukan adalah dengan memberikan donasi, tidak banyak memang, tapi saya
harap itu bisa berguna bagi mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar